New Post
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Ego is the Enemy
Ego is the Enemy |
Tajam, begitu kesan pertama melihat sampul buku Ego is the Enemy. Sebilah pedang menghujam huruf O pada EGO. Tajam, sama halnya yang dirasa saat membaca tajuknya. Serba tajam! Ya, saya rasa. Membaca buku Ego is the Enemy tepat sasaran, to the poin, tidak bertele-tele, isinya padat, daging semua, tapi herannya, jumlah halamannya banyak! Itulah hebatnya buku ini! Betapa simultan pembahasannya, menghujam hingga ke relung kalbu terdalam. Pemahaman teori dan psikologi diilustrasikan dengan beragam kisah hidup tokoh-tokoh dunia yang dramatis, heroik dan ada juga tragis. Kemudian didefinisikan dengan pengertian yang mudah namun menggugah. Nyaman dirasa, menyentuh kalbu, diterima logika pembaca.
Bagi orang awam seperti saya, mengartikan ego dengan ke-aku-an, berpusat pada diri sendiri (pikirnya, maunya, inginnya dan harapnya sesuai diri sendiri). Semula nilainya netral cenderung negatif, menurut saya. Hanya sebatas itu saja pemahamannya. Setamat membaca buku Ego is the Enemy, pemahaman saya makin meluas terhadapnya. Betapa sebuah ego itu bisa bertransformasi menjadi beragam rupa saat merasuk ke sanubari para manusia. Bisa menjelma menjadi serakah, kecerobohan, ketidakpedulian, kepura-puraan, pecundang, kesombongan, keegoisan dan wajah lainnya. Ulahnya semata untuk pemuasan diri sesaat, tanpa berpayah-payah menggiring manusia pada jurang kehancuran. Sepaham saya, serupa dengan cara kerja setan! Apakah benar setan itu, salah satunya bernama EGO?
Mari kita pahami bersama bagaimana seorang Ryan Holiday mengenalkan beragam wajah EGO. Tak lain, agar kita selekasnya mengidentifikasi bila ia mulai merasuki hati, mencegahnya agar tidak berkuasa, tidak menyetir diri ini, hingga meracuni daya pikir. Karena, itu bisa bahaya sekali bagi jati diri dan sekeliling.
Apa itu Ego?
Buku Ego is the Enemy bukanlah buku tentang ego dari sisi Freud. Freud sering memberikan penjelasan ego dengan menggunakan analogi- ego adalah penunggang kuda dan pikiran tidak sadar kita mewakili si kuda itu sendiri, ego selalu berusaha untuk mengendalikannya. Di sisi lain, para psikolog modern menggunakan kata "narsistik" untuk menggambarkan orang-orang yang sangat berfokus pada diri mereka sendiri tanpa memedulikan orang lain. Semua definisi itu benar, namun memiliki sedikit perbedaan dengan istilah medisnya.
Ego yang sering kita lihat dan rasakan dapat didefinisikan secara umum sebagai: kepercayaan yang tidak sehat terhadap kepentingan sendiri. Sombong. Ambisi yang terpusat pada diri sendiri. Definisi inilah yang akan digunakan dalam buku buku Ego is the Enemy. Seperti sisi anak kecil pemarah yang berada dalam diri setiap orang, yang memilih atau melakukan sesuatu hanya berdasarkan keinginannya di atas segalanya. Kebutuhan untuk selalu menjadi yang lebih dari orang lain dan dikenal sebagai sesuatu, mengalahkan segala kebutuhan yang masuk akal. Ego adalah perasaan superior dan keyakinan yang melebihi kepercayaan diri dan kemampuan.
Ego selalu ada pada setiap akar permasalahan dan halangan yang ada, mulai dari sebab kita kalah sampai penyebab kita tidak dapat terus-menerus menang, bahkan juga ada pada permasalahan terhadap orang lain. Dari kenapa kita tidak dapat memiliki apa yang kita inginkan sampai pada kenapa saat kita memiliki yang kita inginkan, kita tidak juga merasa lebih baik. Ego mengusir kebaikan dan kesempatan serta menarik musuh dan kesalahan.
Apa yang Harus Diperbuat kepada Ego?
Ego bukanlah kekuatan yang harus dipuaskan pada setiap kesempatan. Ego dapat diatur. Ego dapat diarahkan. Dalam buku buku Ego is the Enemy, dikisahkan beberapa pergulatan orang-orang terkenal, orang-orang sukses dan juga orang-orang gagal dengan ego mereka.
Yang ditemukan pada orang-orang hebat namun rendah hati itu adalah mereka memiliki dasar, berhati-hati dan realistis. Tidak ada satu pun dari mereka yang tidak memiliki ego sama sekali. Akan tetapi mereka tahu cara meredamnya, menyalurkannya dan melepaskannya ketika ego muncul.
Kita bisa mempelajari kerendahan hati mereka. Beberapa orang memilih ego. Beberapa mempersiapkan diri untuk perubahan nasib, positif ataupun negatif. Yang lainnya tidak siap. Yang mana yang akan Anda pilih?Akan menjadi siapakah Anda?
Baca juga:
Untuk Semua Kesuksesan yang Anda Raih, Ego adalah Musuhnya!
Apapun Kegagalan dan Tantangan yang Mungkin Anda Raih, Ego adalah Musuhnya!
EGO IS THE ENEMY. OBSTACLE IS THE WAY |
Apa yang Bisa Dipelajari dari Buku Ini
Secara sederhana, buku ini akan membantu kita menjadi:
- Rendah hati dalam menyampaikan aspirasi
- Bersyukur terhadap kesuksesan kita
- Cepat bangkit dari kegagalan kita
EGO IS THE ENEMY. OBSTACLE IS THE WAY
Ulasan buku
Judul : Ego is the Enemy
Penulis: Ryan Holiday
Penerbit. Elex Media Komputindo, Jakarta
Tahun : 2019
Tebal: 267 halaman
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Merayakan Kemajuan
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Emosi: Kendalikan atau Kelola?
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga bermanfaat, setidaknya membuat readers tersenyum :)
Ditunggu feedbacknya di kolom komentar tapi jangan tinggalkan link hidup yaa!