Langsung ke konten utama

New Post

Sibuk atau Produktif

Sibuk atau Produktif Istilah sibuk atau produktif tak melulu identik dengan perempuan pekerja atau wanita karier. Seorang full time mom  atau ibu rumah tangga juga sangat bisa terjangkiti istilah happening ini. Adalah hal yang lazim, pada zaman internet of things saat ini, perempuan dan semua orang bisa bekerja dan berkarya dari mana saja. Dari rumah, cafe , perpustakaan, kamar hotel, dapur, gudang dan bahkan dari taman bermain, Semua bisa 'bekerja' dengan atau tanpa tersambung dengan internet. Tak lagi terkotak-kotak pada ruang kerja, kubikel, kantor atau pabrik. Sebab itulah seorang perempuan atau ibu rumah tangga, sangat bisa bekerja atau produktif dari rumah. Caranya? Mari kita maknai dulu arti kata produktif! Sibuk atau Repetisi Tak Berujung Peran seorang ibu rumah tangga tentu jamak. Disamping sebagai individu, juga melekat peran sebagai istri, ibu, saudara, anak dari orang tuanya. Beragam peran yang diemban oleh ibu rumah tangga berkonsekuensi dari banyaknya tugas pera

Refleksi Setelah Berbenah

 Jurnal Pekan ke-15 Kelas Gemari Pratama 5, Gemar Rapi


refleksi setelah berbenah gemar rapi
refleksi setelah berbenah gemar rapi



Pekan demi pekan sudah dilewati dengan berbenah. Dimulai dari menggali strong why alasan ikut kelas berbenah, motivasi dan tujuannya untuk apa serta mengilustrasikan rumah yang bagaimana yang diimpikan setelah mengikuti kelas berbenah. Jadi, tidak sekadar ikut-ikutan kelas saja. Berawal dari rasa penasaran kenapa berbenah saja ada kelas intensifnya, Disamping itu ada pengalaman yang kurang nyaman terkait rumah dan barang hingga ku buat keputusan yang tidak tepat dan menjadi salah satu daftar penyesalan. 

Belajar dari kesalahan, menambah ilmu pengetahuan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Itulah yang membuatku mendaftar kelas Gemari Pratama di Gemar Rapi. Terinspirasi juga dari influencer, salah satu founder Gemar Rapi, Khoirun Nikmah, yang muda, bersinar dan produktif dalam hidup yang minimalis dan sustain. Tertari tuk mengikuti salah satu jalan belajarnya. 

Pekan pertama hingga akhir, satu persatu bagian/cluster rumah dibenahi. Disupply dulu dengan pengetahuan cluster terkait, cara berbenahnya hingga panduan dalam membuat laporannya. Ditambah lagi dengan materi supplement yang menambah amunisi dan motivasi berbenah tiap pekannya. Resource sudah dibagi, tinggal kitanya, apakah sudi menjalani atau tidak. Menjalani secara nyata, bahkan sekadar perencanaan saja tak apa-apa bila masih ada halangan dalam berbenah, karena sakit, masih di luar kota, dan lain sebagainya. 

Tak terasa menapaki pekan terakhir. Tantangan berbenah tiap pekan kujalani dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Malas, menunda-nunda tentu saja ada. Apalagi bila sesi cluster yang kurang ku gemari, yaitu cluster benda kenangan dan halaman serta home safety. Mengingat manfaat belajar berbenah akan maksimal bila dijalani hingga tuntas, maka tetap kujalani semua tanpa skip. 

Tantangan selain task pekanan juga ada, setelah sesi kuliah tamu Jumagi. Materi dan pemateri yang dihadirkan sangat berbobot dan berfaedah! Bonus besar untuk peserta kelas intensif online Gemar Rapi, aka Gemarian. Selalu kuikuti kuliah tamu secara online dan ontime. Challenge pertama terkait home safety cukup berat bagiku yang belum mampu menerapkan ilmunya, pass deh! next challenge Jumagi, dari DK Wardani tentang pemilahan sampah challenge, semangat ku garap. Honestly, baru-baru saja ku kenal beliau, sosok influencer bercentang biru di jagat instagram yang concern dalam sustainable living, dan ternyata sama-sama Arema-Arek Malang, ya ampun....kudet aman saiyah😀Next Challenge dari mbak Sofia, tentang Sustainable Living juga kutaklukkan. Last challenge ini yang cukup berat bagiku karena kegiatan yang berada di kuadran yang aku tak bisa, aku tak suka, yaitu berkebun. Membaca begitu banyak manfaat yang bisa dipetik dari berkebun dan menurut narasumber mbak Britania Sari mitos 'tangan panas' itu sebenarnya tidak ada, maka semua orang, bisa menanam, bisa berkebun, asalkan mau belajar dan berusaha. Baiklah, ku coba dari tahap yang mudah dulu, yaitu regrow.

Faktanya, tidak banyak perubahan signifikan kondisi rumah before dan after berbenah. Namun, sekarang rumah lebih sering dalam kondisi rapi dan bersih. Selama kelas berbenah ini memang tak banyak barang yang di-decluttering, jadi susunannya ya tidak banyak berubah. Hanya saja, tatanannya lebih rapi, lebih nyaman dipandang dan tentu bersih. Di halaman juga ada beberapa spot pengolahan sampah organik. Tong sampah akhir lebih sering kosong, karena berangsur-angsur sampah berkurang. Sebelum mengakhiri hari, Si dedek sekarang terbiasa merapikan mainannya. Si mamas sekarang makin tau cara memilah sampah, tau sampah organik diapakan, makin menyukai kerapian.

Kebiasaan Gemar Rapi yang akan selalu dijalankan (insyaallah), antara lain:
  • Makin selow / tidak mementingkan bendawi
  • Lebih mikir lagi untuk memutuskan beli/tidaknya barang
  • Lebih merawat barang-barang yang dipunyai agar tidak cepat rusak & mengganti
  • Lebih enteng men-decluterring barang
  • Lebih rajin bebersih dan rapi-rapi, tidak tunggu clutter menumpuk/ mood datang
  • Lebih aware terhadap sampah yang dikeluarkan
  • Mulai belajar beberapa treatment waste: mengompos, buat eco enzym, biopori, ecobrick
  • Lebih aware terhadap home safety
  • Mulai belajar berkebun, dari yang mudah, untuk pemula
  • Anak-anak mulai ketularan rajin berbenah dan lebih peduli lingkungan

Mimpi indah akan jadi lebih indah bila kita berhasil meraihnya. Langkahku dalam meraih mimpi adalah membuat langkah pertama, dorongan pertama. Langkah pertama dan utama adalah sadar bahwa mimpi bisa diraih dari usaha mandiri yang gigih dan konsisten. Ada atau tak adanya dukungan dari lingkarang terdekat. Kita berani mengawali dan konsisten dengan itu, harapannya bisa menular kebiasaan baik ini ke sekeliling.

Belajar, praktek, praktek, praktek. Menerapkan/ praktek dari hasil belajar itu lebih menantang dari belajar itu sendiri. Tidak jarang belajar hanya sebatas menambah catatan, tanpa dipraktekkan. Bagai ilmu yang tidak diikat. Tantangan dan pendalaman materi akan ditemui jika sering dipraktekkan. Menjadi teladan, disamping edukasi dan melatih orang-orang terdekat dengan cara yang baik, halus dan kontinyu. Sehingga terbangun habit yang baik, atmosfer keluarga yang sehat.

Begitu banyak insight baru yang masuk menggeser insight-insight lama dalam kematangan berpikirku yang kuserap dari kelas berbenah Gemar Rapi. Sebelum kelas berjalan, memang sudah kukosongkan gelas, bahkan bak besar, guna menampung ilmu yang dicurahkan. Semua tantangan kukerjakan dengan penuh kesadaran, walau kadang semangat naik turun, malas datang dan pergi. Bahkan tantangan yang benar-benar berat bagiku, yaitu berkebun dan home safety, ku mampu menaklukkannya. Break my limit

Dear Self, you are doing some a great job dan push your self to break your limit. I'm proud of you. Thank you! 

Bila nyata manfaatnya kenapa tidak saya coba! Bukan semata ingin mendapat nilai yang baik dan lulus, namun menantang diri one step a head itu bikin hidup lebih banyak kejutan dan kebahagiaan. Sesuatu yang baru, belajar hal yang baru mampu membuat mindset terus bertumbuh! thats real life, a great life!
Walau setelah berbenah wajah rumah tidak banyak berubah, namun maintainnya lebih mudah, lebih bersih dan nyaman. Bukan hanya mendapat cara memilah dan mengolah sampah, namun tau cara mencegah sampah itu sampai menumpuk di rumah. Yakni, dengan mengurangi konsumsi secara simultan, membeli hanya bila membutuhkan, sehingga semua yang ada di rumah bermanfaat dan punya tempat, tidak tersimpan sia-sia. 

Hidup minimalis dalam kemampuan finansial yang baik, dalam kemudahan 'chek-out' kapan pun dan dimana pun, sungguh tantangan besar. Bila tak ada insight dan mindset yang kuserap di kelas gemari pratama, egoisme pasti kan mendominasi. Langkahku terasa lebih ringan, beban 'posesif' bendawi sudah kutinggalkan di belakang, kini lebih banyak energi untuk produktif. Hidup bahagia banyak diusahakan orang dengan beragam cara, mungkin dengan memiliki segala rupa-rupa sesuai kemampuan. Bahagia sendiri saja takkan cukup membawa kita ke bahagia di keabadian. Bahagia yang juga mempedulikan semesta, adalah bahagia yang mulia.
Hidup ini bukan sekadar banyak menumpuk bendawi, namun banyak aksi produktif dan memelihara bumi, kontribusinya positif hingga tercatat ke ukhrawi. 

 


#task15GP

#gemarirefleksi

#gemaripratama

#gemaripratama45

#GP5kelas4

#menatadirimenatanegeri

#gemariclass

#metodegemarrapi

#berbenahalaindonesia

#indonesiarapi

#serapiitu

#segemariitu

#gemarian 


Komentar

Postingan Populer